Perilaku Penyebab Masalah Anak dalam PAUD

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah  jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. PAUD menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan sang anak. Menperhatikan pertumbuhan perilaku hal yang penting dalam mendidik anak.

Dalam pendidikan anak usia dini, para pendidik mengalami hambatan dan tantangan dalam hal mengembangkan peserta didiknya yaitu berhubungan dengan perilaku peserta didik dalam kelas .Perilaku yang sering bersifat negative peserta didik mengakibatkan munculnya perilaku bermasalah . Pencegahan terhadap timbulnya masalah seperti ini harus dilakukan agar tidak semakin menjadi suatu permasalahan yang lebih besar.

Mengajar anak usia dini merupakan tanggung jawab yang berat. Usia merupakan masa kritis perkembangan kognitif, kemandirian, koordinasi motorik, kreativitas, dan sikap positif terhadap hidup. Pendidik anak usia dini harus membimbing dengan penuh kasih sayang bagi para anak – anak. Menciptakan suasana masa prasekolah yang menyenangkan dapat mendorong anak untuk giat belajar.

Para pendidik dalam PAUD mengalami hambatan dan tantangan dalam mengembangkan peserta didiknya yaitu berhubungan dengan perilaku – perilaku peserta didik. Perilaku yang bersifat negatif yang dilakukan oleh peserta didik mengakibatkan munculnya perilaku bermasalah. Pencegahan terhadap timbulnya masalah seperti ini harus dilakukan agar tidak menjadi permasalahan yang dapat mengganggu aktifitas belajar dalam PAUD.

Perilaku tersebut merupakn tantangan bagi para pendidik, karena tidak ada pendidik yang terbebas dari masalah justru ini menjadikan tantangan sendiri dalam mendewasakan diri pendidik serta dapat memperbaiki pengetahuan dan keterampilan pendidik dalam memberikan reaksi terhadap perilaku anak.

  1. Perilaku Negatif  Anak Usia Dini, Dampak, dan Solusi Penanganan

Perilaku – perilaku negatif yang menimbulkan masalah  menandakan anak bukan sebuah barang cetakan melainkan suatu pribadi unik. Anak bisa dididik untuk bersikap baik terhadap orang lain dengan mengamati perilaku baik orang tua atau pendidik, dengan penjelasan spesifik mengenai perilaku baik, dengan tindakan orang dewasa yang menghargai, memperhatikan serta memberi pujian ketika mereka menunjukkan sikap tersebu. Contoh perilaku – perilaku negatif yang dilakukan oleh anak usia dini yaitu :

  • Anak sering mengalami kekecewaan sehingga anak mudah putus asa dan malas melakukan kegitan.

Solusi yang dilakukan pendidik yaitu melakukan bicara kepada anak dan mencari tahu sumber kekecewaannya

  • Anak sering menangis dan cemberut sehingga anak tidak mau bergabung  dengan temannya.

Solusi yang dilakukan pendidik seperti memberikan penjelasan  dengan mengatakan “ Kamu membuat dirimu sendiri sedih saat kamu seharusnya bisa merasa senang bermain dengan teman – teman “

  • Anak sering menggunakan bahasa kasar sehingga mengakibatkan menimbulkan perilaku tidak sopan dan dapat menyakiti teman lainnya.

Solusi yang dapat dilakukan oleh pendidik adalah mengajarkan cara berbicara dan kata – kata yang bisa diterima dan tidak di dalam kelas .

  • Anak sering mencuri sehingga menimbulkan keributan dan kerugian oleh temannya.

Solusi yang dapat dilakukan oleh pendidik yaitu mencari barang curian dan pelakunya. Hal ini akan lebih mudah karena anak dalam usia demikian masih lugu sehingga dapat ditebak dari perilakunya.

  • Anak sering melakukan masturbasi sehingga mengakibatkan para peserta didik lain melihat dan menirukan aktifitas tersebut.

Solusi yang dilakukan adalah mengalihkan perhatian kepada sang anak agar bisa bermain dengan menggunakan tangannya dan memberikan penjelasan kepada sang anak bahwa masturbasi adalah perbuatan yang tidak baik dilakukan dan hal yang pribadi
.

  • Anak sering marah – marah sehingga banyak teman yang menghindarinya.

Solusi yang dapat dilakukan yaitu mengajar bicara sang anak seperti “ Rini sedang marah ya?Ibu ngerti kok, tapi marah itu ga baik mending kita main aja yuk!” .

  • Anak yang hiperaktif sehingga mengakibatkan temannya merasa terganggu dan dapat membahayakan anak.

Solusi yang dapat dilakukan menata lingkungan yang aman bagi sang anak sehingga gerakan – gerakan yang dilakukannya tidak membahayakan.